Seperti Inilah Karakteristik dan Berbagai Pemanfaatan Kayu Albasia
Karakteristik kayu
albasia – Bagi orang awam, mungkin kita tidak bisa membedakan antara satu
jenis kayu dengan yang lainnya.
Hal itu bukan tanpa alasan, karena sebagian besar jenis kayu
memang memiliki tampilan fisik yang serupa. Begitu juga dengan kayu albasia
yang tampilannya tak berbeda jauh dengan jenis-jenis kayu pada umumnya.
Lantas, bagaimana untuk mengetahui ciri-ciri kayu albasia? Nah,
untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, mari kita simak saja
langsung ulasannya di bawah ini.
Karakteristik Kayu Albasia
1. Terdapat Dua Jenis Berbeda
Menurut informasi yang didapat, kayu albasia dengan kualitas
terbaik itu berasal dari dua jenis pohon yang berbeda, yakni pohon albasia laut
dan pohon albasia putih.
Walaupun bernama albasia putih, ternyata warna kulitnya
tidak sesuai dengan namanya. Tak cuma itu, kayu albasia putih juga tidak
memiliki cabang dengan ukuran panjangnya yang mencapai sekitar 9 meter.
Baca juga: Berikut Daftar Jenis Kayu yang Tahan Terhadap Air
2. Bobotnya yang Ringan
Berdasarkan pernyataan dari
para pengrajin kayu, menyebutkan bahwa bobot kayu albasia mempunyai densitas
320 – 640 kg / m2 pada kadar air 15%.
Sedangkan struktur kayunya
agak padat dengan pola serat yang lurus, agak kasar, namun masih tetap mudah
diolah. Bukan hanya itu, bagian teras kayu albasia ini tampil
dengan warna kuning mengkilap hingga cokelat, merah, dan gading.
Itu sebabnya, mengapa kayu albasia dapat dilakukan proses
finishing dengan menambahkan cat kayu agar tampilannya lebih menarik.
Dibalik bobotnya yang lebih ringan, ternyata tingkat
kekuatan dan keawetan kayu albasia ini tidaklah main-main. Hal itu pun
terbukti, yang mana tingkat kekuatan dan keawetan kayu albasia ini
dikategorikan kedalam jenis kayu kelas III – IV.
Sehingga tak heran jika kayu albasia termasuk kedalam
kategori jenis kayu yang awet dan kuat. Namun, tidak semua tipe kayu
albasia memiliki kualitas yang sama.
Kayu albasia itu sendiri akan dibedakan lagi berdasarkan
kelasnya, seperti tipe chinensis, weru A, procera, dan lain sebagainya.
3. Tahan Terhadap Serangan Rayap
Inilah yang menjadi alasan, mengapa kayu albasia selalu
diandalkan untuk kebutuhan furniture. Ya, karena
kayu albasia sudah terbukti tahan terhadap serangan rayap maupun jenis hama
serangga pemakan kayu lainnya.
Tak hanya untuk furniture,
kayu albasia juga kerap digunakan untuk kebutuhan industri bahan bangunan dan
pondasi material. Hal itu bukan tanpa alasan, dikarenakan kriteria kayu
albasia yang memang sangat cocok untuk menunjang industri perkayuan.
4. Sifatnya yang Multifungsi
Karakteristik berikutnya dari
kayu albasia yang akan dibahas, yakni memiliki sifat multifungsi alias
serbaguna. Itu artinya, kayu albasia cocok dijadikan untuk berbagai kebutuhan.
Adapun mengenai mengenai berbagai
pemanfaatan kayu albasia, seperti Pembuatan rangka atap rumah, Pembuatan
jembatan, Bahan untuk membuat korek api, Pembuatan kapal perahu, Bantalan tiang
listrik, Plafon rumah, Furniture, hingga lantai kayu parket.
Asal Usul Pohon Kayu Albasia
Di negara Indonesia, kayu albasia ini lebih dikenal dengan nama kayu sengon. Kabarnya, pohon albasia merupakan jenis tanaman
kayu sejenis pohon anggota suku fabaceae.
Jenis pohon yang satu ini
memang tumbuh subur di beberapa kawasan Asia seperti Indonesia, India, China,
dan sebagainya.
Menariknya lagi, durasi pertumbuhan pohon albasia yang
tergolong cukup cepat sehingga proses pembudidayaan dan perawatannya relatif
lebih mudah serta ekonomis.
Bahkan, ia juga bisa tumbuh dengan baik pada tanah regosol,
aluvial, dan latosol yang memiliki tekstur lempung berpasir atau lempung
berdebu dengan tingkat kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
Sementara ketinggian yang cocok sebagai tempat untuk
penanaman pohon albasia berkisar 0 – 800 mdpl. Meski demikian, pohon albasia
juga masih bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian 1500 mdpl.
Pada umumnya pohon albasia setidaknya membutuhkan suhu
sekitar 18 – 27 derajat celcius, dan batas curah hujan yang minimalnya 15 hari
hujan dalam 4 bulan terkering.
Perihal waktu pembungaan dan pembuahannya, biasanya pohon
albasia akan mulai berbunga ketika usianya menginjak 3 tahun mulai dari bulan
Maret – Juni dan Oktober – Desember.
Sedangkan masa pembuahannya akan terjadi sepanjang tahun,
terlebih di bulan Juli – September.
Ciri Khas Pohon Albasia:
- Batang pohon albasia memiliki bentuk bulat dan tidak berbanir, sedangkan tinggi batangnya berkisar antara 30 sampai 40 meter dengan diameter mencapai 70 – 80 cm.
- Kulit luarnya (pepagan) tampak berwarna putih atau kelabu, tidak memiliki alur, dan tidak mengelupas.
- Tak hanya itu, bagian tajuknya pun tampak yang menyerupai payung dengan rimbun dedaunan yang tidak terlalu lebat.
- Daun pada pohon alabasia ini tersusun majemuk menyirip ganda, dengan anak daunnya yang berbentuk kecil-kecil dan mudah rontok.
- Pada setiap polong buahnya terdiri dari 15 – 30 biji, dimana bentuknya menyerupai perisai kecil mirip buah pete atau biji buah sawo.
- Semakin tua usianya, maka biji tersebut akan berwarna cokelat kehitaman, bertekstur keras, dan berlilin.
Itu dia penjelasan singkat mengenai karakteristik kayu
albasia, sehingga bisa kamu jadikan sebagai bahan penambah wawasan.