Bahas Tuntas Seputar Jenis-jenis Bahan Pelapis Kayu dan Fungsinya
Jenis bahan pelapis
kayu – Dikarenakan kayu merupakan salah satu material alam, tentu saja ia
membutuhkan perawatan khusus guna meningkatkan kualitas dan tampilannya.
Sebab kayu berpotensi mengalami berbagai permasalahan, mulai dari pemuaian, penyusutan, hingga keropos.
Maka dari itu, pemberian lapisan khusus menjadi kegiatan yang wajib dilakukan terhadap material kayu.
Akan tetapi, ada beragam jenis bahan pelapis kayu yang masing-masingnya mempunyai fungsi tersendiri lho.
Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai jenis-jenis bahan pelapis kayu, yuk simak langsung ulasannya di bawah ini.
6 Jenis Bahan Pelapis Kayu yang Umum Digunakan
1. Politur (Plitur)
Politur atau yang biasa disebut juga dengan istilah “Plitur”,
memang menjadi salah satu bahan pelapis yang
kerap diaplikasikan pada material kayu.
Lantas, apa fungsi dari
penggunaan politur? Dengan menggunakan politur, maka
tampilan kayu menjadi lebih mengkilap dan bersih.
Bahkan cara penggunaan politur pun terbilang cukup simpel, yakni dengan memanfaatkan kain saja untuk meratakan teksturnya ke permukaan kayu.
Selain dapat membuat tampilan kayu menjadi mengkilap, lapisan politur juga dapat memperkuat struktur kayu agar tahan terhadap serangan rayap dan kelembapan.
Baca selengkapnya: Tata Cara Menggunakan Plitur Agar Kayu Mengkilap
2. Melamin
Masih banyak yang beranggapan bahwa Melamin ini adalah
sebuah material berupa piring.
Padahal, Melamin merupakan bahan pelapis untuk melapisi semua furniture ataupun mebel yang berbahan kayu.
Fungsi utama dari Melamin ini dapat meningkatkan daya tahan
terhadap material kayu itu sendiri.
Bukan hanya itu, Melamin juga menyediakan berbagai opsi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi.
Menurut informasi yang didapat, salah satu jenis Melamin yang paling banyak diminati itu adalah warna doof. Pasalnya, warna tersebut memiliki kemampuan yang tidak memantulkan cahaya.
3. Varnish (Pernis)
Varnish alias Pernis
merupakan sebuah bahan yang bisa memberikan warna transparan cukup keras
terhadap material kayu.
Menariknya lagi, jenis bahan pelapis
ini juga akan menciptakan lapisan pelindung agar kayu tahan terhadap faktor
cuaca.
Akan tetapi, varnish kayu memiliki perbedaan yang cukup menonjol dengan stain dalam hal tampilan.
Hal itu bukan tanpa sebab, karena stain
mampu memberikan warna transparan dan warna yang menyerupai kayu.
Adapun mengenai komposisi bahan varnish yang terbuat dari campuran bahan resin, drying oil, thinner, dan solvent.
4. Nitro Cellulose
Pada dasarnya, bahan pelapis yang satu ini memang belum
terlalu populer dikalangan masyarakat Indonesia.
Nitro Cellulose terbuat dari berbagai campuran bahan kimia yang kerap digunakan untuk membuat tampilan kayu menjadi lebih mengkilap.
Selain mengkilapkan, penggunaan Nitro Cellulose juga bisa memberikan perlindungan ekstra pada bagian permukaan kayu.
Dikarenakan komposisinya terdiri dari berbagai campuran zat kimia, maka tak heran jika penggunaan Nitro Cellulose kerap menimbulkan aroma yang sangat menyengat.
Tentu saja aroma menyengat tersebut akan mengganggu selama proses pengerjaan, bahkan bisa berdampak buruk terhadap saluran pernafasan lho!
Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan masker dan kacamata saat mengaplikasikan Nitro Cellulose untuk melapisi material kayu.
5. Wax
Di Indonesia, biasanya bahan pelapis Wax sering disebut
dengan istilah “Lilin”. Pasalnya, bahan pelapis ini memang memiliki tekstur yang
mirip dengan lilin.
Mengingat teksturnya yang menyerupai lilin, maka dapat memudahkan
pengaplikasian Wax untuk material kayu.
Adapun kekurangan dari Wax ini adalah daya tahannya yang tidak terlalu baik, sehingga harus diberi lapisan lagi dalam kurun beberapa waktu tertentu.
6. Minyak Kayu
Pada pengaplikasiannya, bahan
pelapis yang satu ini kerap digunakan untuk memperkuat daya tahan material kayu.
Dengan mengaplikasikan Minyak Kayu
tersebut, tentu saja furniture yang berbahan kayu menjadi lebih awet sehingga
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Keunggulan dari Minyak Kayu dibanding jenis pelapis lainnya, yaitu memiliki kemampuan yang mudah meresap ke dalam pori-pori kayu.
Dengan begitu, maka lapisan kayunya dapat terbentuk dengan sempurna dan tidak akan mudah mengalami kerusakan.
Hal-hal yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Bahan Pelapis Kayu
1. Jenis bahan yang Digunakan
Seperti yang sudah disebutkan pada ulasan diatas tadi, bahwa
bahan pelapis kayu memiliki fungsi beserta keunggulan dan kekurangannya
tersendiri.
Dengan kata lain, kualitas bahan pelapis kayu itu tergantung dari jenis yang digunakan.
2. Kualitas Bahan Dasar
Kondisi material kayu yang mengalami cacat seperti retakan,
noda, atau kelembapan tinggi bisa mengurangi efektivitas pelapis dan
memperpendek umur pakainya.
Maka dari itu, pilihlah kayu bertekstur keras dan kepadatan yang sesuai dengan jenis bahan pelapisnya.
Baca juga: Harga Kayu Lapis di Bandung
3. Teknik Aplikasi
Jika pengaplikasiannya tidak merata, entah dari segi
ketebalan maupun distribusi, maka bisa membuat bahan pelapisnya menjadi lebih
cepat rusak hingga terkelupas.
Teknik aplikasi yang benar mencakup beberapa hal, mulai dari mempersiapkan permukaan yang tepat, penggunaan alat yang memadai, hingga proses pengeringan yang maksimal.
Sedikit saja melakukan kesalahan dalam teknik pengaplikasiannya, tentunya akan menimbulkan masalah terhadap material kayu seperti munculnya gelembung atau tekstur yang tidak merata.
4. Kondisi Lingkungan
Faktor lingkungan seperti kelembaban, suhu, dan paparan
sinar matahari juga bisa berpengaruh terhadap daya tahan pelapis kayu.
Kelembaban yang terlalu tinggi akan membuat bahan pelapis mengalami pengelupasan dan mengembang, sedangkan suhu ekstrim bisa membuat pelapisnya menjadi mengerut hingga retak.
Dalam mengatasi masalah yang satu ini, sebaiknya pilih produk bahan pelapis kayu yang memang dirancang khusus untuk tahan terhadap faktor alam.
5. Perawatan dan Pemeliharaan
Hal berikutnya yang dapat mempengaruhi kualitas dari bahan
pelapis kayu, yakni perawatan dan pemeliharaan.
Penting untuk melakukan pembersihan secara rutin dan tepat, serta penggunaan produk perawatan yang sesuai.
Sebagai contoh, bahan pelapis kayu yang di cat kemungkinan membutuhkan pengecatan ulang secara berkala.
Lain halnya dengan bahan veneer, dimana ia harus dibersihkan secara khusus agar tidak merusak tekstur permukaannya.
Tanpa perawatan dan pemeliharaan yang tepat, bahan pelapis kayu semahal apapun pasti akan mengalami penurunan kualitas secara signifikan.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai serba-serbi seputar bahan pelapis kayu, sehingga bisa kamu jadikan sebagai bahan penambah wawasan.